Kurniasari 17802241007


PRESS RELEASE
Kunjungan Moeslim Fest ke Yayasan Bumi Damai

 
Yogyakarta (25/03) pukul 17.50 WIB, Moeslim Fest mengunjungi rumah singgah Bumi Damai, milik anggota Propam Polda DIY, Brigadir Ali Suwandi di Purbayan, Kotagede, Yogyakarta. Berawal dari kisah Brigadir Ali atau kerab dipanggil Pak Ali yang mendirikan yayasan bumi damai ini. Brigadir Nur Ali Suwandi menceritakan, dulu saat di Jombang, Jawa Timur, masuk pondok Pesantren Bahrul Ulum. Saat di pondok pesantren itu, ia bercita-cita kelak akan menjadi polisi. Sebelum mendaftar menjadi anggota polisi, ia menyampaikan niatnya kepada gurunya KH Jamaluddin Ahmad, sekaligus meminta doa restu. "Ada dua pesan yang beliau sampaikan saat itu, pertama kelak kalau sudah menjadi polisi, harus mencintai bangsa ini. Kedua pangkatmu jadilah orang yang bermanfaat," ucap Brigadir Nur Ali Suwandi mengulang pesan dari gurunya.
Pesan itupun dilaksanakan oleh Brigadir Nur Ali Suwandi. Pada tahun 2008, pria kelahiran 17 Agustus 1978 ini mulai membantu anak-anak yatim, meskipun saat itu belum ada tempat untuk mereka tinggal. "Awalnya kita punya anak yatim itu enggak di sini, masih di rumah-rumah, karena waktu itu belum ada tempat. Saya data ada 10 anak, lalu kita bantu biayanya agar bisa sekolah, uang bulanannya," tuturnya. Setelah itu, seiring berjalannya waktu ayah mertuanya memberikan sebuah rumah yang saat ini menjadi lokasi yayasan Bumi Damai yang berada di Jalan Purbayan, Gang Janoko, Nomor 1296 A, Rt 58/ Rw 14, Kotagede, Yogyakarta.
Rumah tersebut berada di depan tempat tinggalnya. Sejak itulah, rumah pemberian mertuanya itu menjadi tempat tinggal anak-anak angkatnya sekaligus lokasi kegiatan seperti belajar mengaji. Kini, ia mendirikan yayasan Bumi Damai yang berada di Jalan Purbayan, Gang Janoko, Nomor 1296 A, Rt 58/ Rw 14, Kotagede, Yogyakarta
            Diakuinya biaya sekolah, makan dan kebutuhan harian untuk 30 anak memang terhitung besar. Namun ia tidak memikirkan hal itu sebagai beban, tetapi justru dijalani dan dinikmati. Sebab, bapak dua anak ini percaya pasti akan selalu ada jalannya. Ia mengaku awalnya tidak semua orang hingga teman kantornya di kepolisian mengetahui apa yang dilakukan Brigadir Ali.
Namun setelah beberapa waktu berjalan, teman kantor dan beberapa orang mengetahui dan langsung turut serta memberikan bantuan. "Alhamdulilah selalu saja ada. Kita punya usaha soundsystem, lalu dibantu istri juga jualan batik, ada juga donatur dari teman-teman, ulama juga ada," katanya. Penuh kasih sayang Brigadir Nur Ali Suwandi saat berada di depan rumah yang menjadi tempat anak-anaknya tinggal dan belajar. Brigadir Nur Ali Suwandi selama ini mengasuh anak-anak dengan penuh kasih sayang. Keceriaan dan suka cita terpancar dari wajah setiap anak. "Saya mendidik dengan lembut, penuh kasih sayang, sudah saya anggap jadi anak-anak saya.
Kalau hari libur ajak wisata, ini saya sudah janji ke anak-anak liburan besok mau ke pantai," urainya. Bahkan guna memacu semangat belajar anak-anak, ia sampai membelikan bonus sepeda jika nilai sekolah mengalami peningkatan. "Awalnya itu nilainya kurang, lalu saya bilang kalau besok nilainya ada peningkatan akan dibelikan sepeda. Ya, saya belikan, soalnya nilainya meningkat lumayan," tuturnya. Baca juga: Dapat Penghargaan sebagai Polisi Jujur, Bripka Seladi Tetap Jadi Pemulung Kepada anak angkatnya, Brigadir Nur Ali Suwandi juga mengajarkan tentang indahnya kebinekaan dan merawatnya.
            Sore menjelang malam itu, kami disambut ceria dengan adik-adik dari yayasan bumi damai itu. Mereka menjemput kami di parkiran dengan bertanya, “kakak, bawa apa, kakak punya kuis ya, kakak nanti ngaji bareng ya, dan lain sebagainya”. awal ini membuat kami sebagai perwakilan Moeslim Fest sangat terharu dengan pertanyaan mereka yang ternyata sangat antusias dalam menjamu kami. Setelah usai kami dipersilakan untuk mengikuti sholat maghrib bersama yang diimami oleh Pras asal Pati yang merupakan anak yayasan Bumi Damai. Sholat mghrib terasa sangat khusyuk dan khidmat dengan pembawaan yang diberi lagu sedikit oleh Pras. Sholat maghrib selesai kemudian dilanjut dengan wirid, doa, dan membaca surat Ar-Rahman bersama sama yang dipandu oleh Pras juga.

           Selesai wirid, dari pengurus yaitu mas Alfian memberikan sambutan dan perkenalan sedikit dari keadaan yayasan bumi damai, tidak lupa mas ali juga meminta kami untuk memperkenalkan diri satu-persatu. Anak-anak sangat antusias dalam mengikuti perkanalan kami, karna mungkin kami terlihat asing dimata mereka.
            Sholat isya’ pun tiba, kini saatnya bergantian untuk jadwal imam sholat isya. Kali ini diimami oleh mas Alfian selaku pengurus yayasan bumi damai. Setelah sholat seperti biasa langsung wirid dengan semua jamaah kemudian ditutup dengan doa.
Waktu santai tiba, ketika kami ingin bergegas pulang, ada saja anak-anak yang masih ingin bermain-main dengan kami, berbincang-bincang sebentar.

Pada malam itu, sebelum pulang kami dari pihak Moeslim Fest memberikan beberapa bantuan yang ditujukan untuk semua masyarakat di yayasan bumi damai. Ada sembako, peralatan mandi, dan peralatan sekolah kami turut sertakan untuk membantu keluarga disana. Pihak yayasan sangat senang dengan kehadiran kami secara dadakan itu. “Terimakasih kepada teman-teman baik mbak jundi dan lain-lain, lain kali datang kesini lagi ya mba. Untuk kegiatan hari sabtu, kami ada senam. Mba-mba bisa bergabung bersama kami. Pintu kami terbuka lebar untuk mbak mbak semua.”ujar mas Alfian.
Tidak lama kemudian, ibu yayasan atau sering dipanggil “ibu” menghampiri kami dengan membawakan 1 nampan berisi makanan berupa nasi, ayam, telur, sambal, kubis dan usus kering. Beliau berkata, “Mba silahkan di makan dulu, ini berkah untuk kalian. Ayo di makan.”serontak kami malu karna kami takut merepotkan, tapi mau bagaimana lagi. Kami harus segera menghabiskan agar bisa cepat pulang.
Selesai makan, kami langsung pamit kepada semua masyarakat yayasan baik adik-adik, ibu, dan pengurus. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka yang sudah repot-repot memberikan banyak hal untuk kami. “Mba kapan-kapan main kesini lagi ya mba, bawa rombongan Moeslim Fest. Kami sangat membuka lebar untuk kalian mbak” ujar ibu yayasan bumi damai. Ketika kami bersalam-salaman dengan adik-adik yayasan, mereka sangat tidak ingin kami tinggal sebenarnya, seperti Tiara berkata “mbak, jangan pulang ya, tidur sini saja, nanti tiara pinjamin baju, kalau nggak nanti punyanya mbak retno”. Waktu sudah menunjuk pukul 21.00 wib.  Kami bergegas pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KORUPSI KOLUSI NEPOTISME (KKN) BUKAN WARISAN BUDAYA GENERASI MILENNIAL

Sleman, 24 Maret 2019 – Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) menyelenggarakan acara Pakta Integritas. Acara tersebut merupaka...